Bagaimana cara memilah saran-saran psikologi untuk tumbuh kembang anak?

Orangtua mungkin sering melihat dan membaca-baca berbagai saran dan tips dari psikolog untuk membantumu dalam menghadapi tugas mahabesar di hidupmu: menjadi orangtua, membesarkan anak yang semoga akan menjadi anak yang kuat secara fisik, dan juga kuat secara mental.

Nah, dari sekian banyak tips-tips itu, kira-kira apa saja poin yang perlu kamu perhatikan kalau kamu ingin menerapkannya pada kegiatan sehari-hari dengan anak tersayang?

Berikut adalah beberapa poin yang bisa saya bagikan yang semoga bermanfaat bagi kalian juga:

  1. Banyak tips bisa ditulis mengenai berbagai topik psikologi, dan banyak sekali yang berguna dalam membantu menghadapi hal sehari-hari dengan anak. Satu hal yang mungkin bisa memberitahu bunda apakah tips ini bakal berjalan dengan baik adalah: Apakah tips tersebut didasarkan pada penelitian dan riset psikologi atau hanya kira-kira dan anekdot? Riset psikologi yang dilakukan dengan benar, ilmiah, dan akurat harus melalui serangkaian tes, dan usaha-usaha untuk mereplikasikan hasilnya, dan tukar pikiran yang intens di antara para periset sebelum bisa diterbitkan. Jadi, kalau tips tersebut ditulis berdasarkan riset psikologi ilmiah, maka tips itu sudah melalui tes yang ketat, melalui riset yang terkontrol.
  2. Keadaan spesifik anak. Tips biasanya ditulis secara “umum,” dalam artian, tips ditulis dengan target anak-anak secara umum. Nah, tips tersebut sering akhirnya harus ditukar-tambah, dimodifikasi, sesuai dengan keadaan anakmu secara spesifik, misalnya: Bagaimana temperamen anak? Apakah anak memiliki kebutuhan khusus? Bagaimana kondisi keluargamu? Mentor saya pas dulu kuliah pernah bilang: Satu tips mungkin bisa bekerja dengan baik untuk satu juta anak lain di dunia, kecuali anak saya sendiri. Jadi diperlukan fleksibilitas dalam menerapkan tips.
  3. Jangan merasa terlalu kecewa kalau tips tersebut, setelah dimodifikasi ini itu, masih tidak membantu anak. Setiap anak adalah unik (teramat unik!) dengan kemampuan, dan kebutuhan yang berbeda-beda juga. Kalau satu tips tidak bekerja, cobalah yang lain, atau, temukan caramu sendiri yang mungkin akan membantu banyak ortu-ortu lain.
  4. Keadaan sosiokultural yang mendasari tips itu. Kadang tips ditulis oleh psikolog di negara lain, yang memiliki kondisi sosiokultural yang jauh berbeda dengan yang di Indonesia, jadi tips yang diberikan mungkin agak sulit diterapkan dengan kondisi di Indonesia.

Menerapkan tips yang kalian baca juga memerluka analisis kritis, dan pada akhirnya, tidak ada proses yang sempurna. Jadi jangan buru-buru menyalahkan dirimu atau anak kalau hal-hal yang kamu coba mungkin tidak berhasil dengan baik. Menjadi orangtua kadang saya pikir juga adalah sebuah tes kreativitas, dan kamu harus punya setidaknya sedikit sense of humor ☺.

Enjoy the process…